Muhasabah Kebangsaan

MUHASABAH KEBANGSAAN

Oleh: Ngatawi Al-Zastrouw

Saya kok lama2 geregetan sama NU, masak bikin event sebesar itu, dihadiri massa ratusan ribu orang kok ya adhem2 saja, tanpa ada kontroversi, perdebatan atau hiruk pikuk yg memenuhi media. Kok ya tdk cari tempat di jalan raya gitu spy bisa memancing kegaduhan yg heroik.
Mbok ya sebelum menggelar acara sebesar itu tokoh2 NU woro2 dulu di depan media massa atau bikin status atau meme yg garang dan heroik kemudian di sebar di medsos dg bumbu2 agitasi dan sedikit fitnah agar masyarakat heboh. Kemudian aparat keamanan sibuk mempersiapkan diri unt antisipasi keadaan dg kordinasi serius siang dan malam hingga perlu mengeluarkan anggaran pengamanan milayaran rupiah yg mestinya bisa untuk kebutuhan yg lbh maslahah bagi rakyat. Lbh hebat lagi kalau pelayanan publik bisa terganggu karena sibuk negosiasi dan persiapan pengamanan aksi.
Atau para tokoh2 NU itu bikin agitasi yg provokatif agar semua orang resah, takut dan khawatir..... Dengan demikian maka para tokoh2 ini akan diajak negosiasi dan kompromi oleh berbagai kelompok kepentingan. Bisa tidur di hotel bintang lima dg para kolega. Setelah itu mereka akan jd tokoh hebat di depan publik, jadi pahlawan yg dianggap bisa mengendalikan massa, krn mampu memberikan jaminan dg menyatakan aksi super duper damai, kemudian jd tokoh figur hebat di media massa
Saya geregetan pada NU, kenapa mereka tdk menggunakan momentum sedahsyat itu unt mencaci maki orang2 yg selama ini menghina dan mencibir NU, melecehkan kyai NU dan memfitnah org2 yg jd panutan massa NU. Mengapa para tokoh NU itu tdk menghasut ummatnya agar membenci org2 yg tdk sepaham dg NU atau menghujat pemerintah yg dianggep merugikan ummat Islam dg mengutip ayat2 suci, padahal beliu2 kan faham ayat2 dan kitab suci, kenapa tdk digunakan biar terkesan heroik dan islamik?
Kenapa elit2 NU itu tdk mau mendramatisir dan mengeksploitir semangat warga NU yg militan itu dengan membuat cerita2 tentang perjuangan mrk mendatangi acr seperti kisah seorang janda yg menjual ayamnya yg mau ngendog unt sangu berangkat ke istighatsah. Atau cerita tentang seorang bocah yg harus dipaksa berpisah dg radio kesayangannya krn harus digadaikan unt ongkos berangkat istighosah. Atau cerita dramatik lain yg mengharu biru dan bisa menyedot emosi kemudian diupload di medsos. Lalu membuat mistifikasi angka2 keramat spt 909, 999, 191 dst pokoknya ada angka 9 gitu biar terkesan mistis dan religius. Sy yakin byk kader NU yg punya kemampuan mendramatisor cerita2 spt itu. Tapi knp itu tdk dilakukan padahal cerita2 spt sangat efektif mempengaruhi opini publik di medsos, bahkan bs jd bahan komodoti.
Aku makin gregetan ketika di tempat itu tdk terdengar pekik takbir yg bisa membakar semangat perlawanan dan kibaran bendera asing yg bisa mengancam kedaulatan NKRI, malah di sana ummat diajak menyanyikan lagu Indonesia Raya dengan gegap gempita dan semangat yg menyala.... wahh jiiiaaannn malah bikin hati makin cinta Indonesia
Kini aku jd berpikir, siapa sebenarnya yg benar2 ikhlas membela NKRI, menjaga keberagaman dan merajut perbedaan. Siapa yg benar2 menerapkan dan mengamalkan ajaran dan ayat2 suci scr tepat dan istiqamah di negeri ini. Mrk yg tidak banyak berteriak sambil mengutip ayat dan mengobral simbol agama tapi kelakuannya mencerminkan akhlak agama? Atau mrk yg teriak2 pake ayat dan bertaburan simbol agama tapi ucapan dan kelakuannya jauh dari akhlak agama.
Meski gregetan tapi hati merasa tentram karena jangkar dan benteng NKRI itu ternyata msh tegak dan kokoh berdiri meski terus digerogoti. Smg keikhlasan spt ini tdk dimanfaatkan para pecundang dan petualang,,,??

Romeltea Media
Berbagi Informasi Updated at:

Be the first to reply!

Posting Komentar

 
back to top